19 Desember 2012

Basuo di tanah urang....


Setelah sekian lama vakum, jangankan menulis melihat pun jarang, akhirnya hari ini ada keinginan kembali untuk mampir sekedar untuk melepas kenangan lama. Sedikit untuk basuo, begitu kecek urang minang. Kebetulan saat ini saya ada di Padang, tepatnya di pinggiran Padang berdekatan dengan Pelabuhan Teluk Bayur bernama Bukit Putus. Orang padang menyebutnya Bukik Putuih, disebut demikian karena bukit tersebut diputus untuk membuat jalan menuju pelabuhan. Di Bukit Putus ini berdiri sebuah kantor tempat dimana saya bekerja, walaupun pada dasarnya itu hanya gudang karena akibat gempa, Gudang yang tadinya untuk menyimpan barang akhirnya dipakai sebagai kantor.

Faktor gempa 2009 Sumbar, sampai detik ini masih terasa karena pembangunan gedung kantor sebagai pengganti kantor yang lama yang rusak akibat gempa terbengkalai pembangunannya. Gedung yang semula bisa ditempati di awal tahun ini, hanya selesai pembangunannya 35%, dan itu hanya berupa rangka-rangka pondasi. Akhirnya Gudang yang disebut sebagai kantor itu kemudian berlanjut perannya, layaknya sebuah gudang ruangannya sangat sempit, sehingga pelaksanaan tugas pekerjaan kadang tidak maksimal.

Dengan kondisi sarana dan prasarana yang minim kita dituntut untuk memberikan pelayanan yang maksimal buat pengguna jasa kita, walau kadang tuntutan itu terlalu besar dibanding dengan apa yang diberikan oleh pemberi tuntutan. Kondisi ruangan yang sempit dibagi untuk 44 orang pekerja dari pimpinan dan staff, luas gudang sekitar 12 x 20 meter bujur sangkar. Kondisi ruangan sangat panas, walaupun dibuat AC tapi kondisi udara tetap panas karena ruangan depan selalu terbuka untuk melayani para pengguna jasa.

Didepan gudang ada rel Kereta Api yang selalu hilir mudik mengangkut bahan baku semen menuju pabrik semen di pelabuhan Teluk Bayur. Jadi disamping panas juga berisik dengan bunyi kereta api dan bunyi sulingnya. Di Pojok kiri kantor ada sebuah persimpangan, sehingga apabila Kereta Api lewat, palang pengaman Kereta Api selalu disiagakan untuk menghentikan arus kendaraan. Dan bunyi Peringatan Kereta Api selalu menyala...."Diberitahukan kepada para pengguna jalan ..... " kalimat itu selalu menjadi konsumsi sehari-hari kita. Kondisi panas dan kegaduhan lainnya membuat kadang dalam memberikan pelayanan kurang maksimal.

Kayaknya cukup dulu untuk hari ini.....bisuak dilanjut lai, kawan ambo alah mangajak baliak ka rumah.......



Padang, 19 Desember 2012